Pendahuluan
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan 1,9 juta km2 daratan dan panjang garis pantai 100.000 km (terpanjang ke-2 di dunia). Indonesia merupakan salah satu negara maritim, memiliki potensi yang sangat besar sebagai poros maritim dunia.
Pelabuhan merupakan pintu gerbang perekonomian, melalui kegiatan ekspor impor pelabuhan memegang peran yang sangat penting bagi perkembangan ekonomi di suatu negara. Indonesia secara keseluruhan memiliki kurang lebih 70 Pelabuhan yang beroperasi di seluruh wilayah propinsi di Indonesia. Pelabuhan di Indonesia terdiri dari Pelabuhan Logistik maupun Pelabuhan Penumpang. Hampir 50% dari Pelabuhan tersebut melakukan aktivitas bongkar muat barang, baik cargo berupa curah maupun barang yang diangkut menggunakan petikemas atau container.
Indonesia boleh berbangga diri dengan pengakuan internasional terkait Top 50 World Container Ports di urutan ke-22 dunia yang diwakili PT Pelabuhan Indonesia II atau yang biasa dikenal dengan nama IPC (Indonesia Port Corporation) merupakan 1 (satu) dari 4 (empat) bagian/wilayah Pelabuhan di Indonesia yang melingkupi Sumatera Barat (Pelabuhan Teluk Bayur), Bengkulu (Pelabuhan Bengkulu), Jambi (Pelabuhan Jambi), Sumatera Selatan (Pelabuhan Palembang), Lampung (Pelabuhan Panjang), Bangka Belitung (Pelabuhan Tanjung Pandan & Pelabuhan Pangkal Balam), Banten (Pelabuhan Banten), DKI Jakarta (Pelabuhan Sunda Kelapa & Pelabuhan Tanjung Priok), Jawa Barat (Pelabuhan Cirebon) dan Kalimantan Barat (Pelabuhan Pontianak).
Menyadari luasnya cakupan wilayah yang dikelola dan berhadapan dengan tantangan era Digital 4.0 serta terus berupaya melakukan pelayanan prima demi kepuasan pelanggannya, serta amanah yang terus diupayakan pemerintah yaitu menurunkan biaya logistik nasional maka IPC mulai mencanangkan program- program dimaksud kedalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) yang semula World Class Trade Facilitator menjadi World Class Maritime Ecosystem.
Sadar akan target menjadi World Class Maritime Ecosystem kelas dunia, IPC terus mengembangkan bisnis port ecosystem mulai dari kegiatan di laut, kegiatan di terminal, warehouse dan logistik.
Digitalisasi IPC
Sebelum membahas Port Ecosystem sebagai bagian dari target IPC menjadi World Class Maritime Ecosystem ada baiknya melihat terlebih dahulu upaya terobosan apa saja yang dilakukan serta inovasi apa saja yang telah diimpelmentasikan oleh IPC dalam hal Digitalisasi Pelabuhan.
Inovasi pengembangan Digitalisasi dari sisi laut, IPC membangun Marine Operation System (MOS), Vessel Management System (VMS), dan Vessel Traffic System (VTS). Aplikasi yang diperuntukkan memonitor dan mengawasi pergerakan kapal semenjak berangkat dari pelabuhan asal, hingga tiba di Pelabuhan Tanjung Priok.
Sedangkan dari sisi darat, IPC membangun Terminal Operating System (TOS) dan Non Peti Kemas Terminal Operating System (NPKTOS), serta Auto Tally untuk penghitungan kontainer. IPC juga telah mempersiapkan Container Freight Station (CFS), Buffer Area, DO Online, Auto Gate, Car Terminal Operating System (CTOS), Reception Facility, serta Truck Identification. Semua itu, untuk mengidentifikasi pengemudi dan tujuan pengiriman barang.
Inovasi pengembangan Digital dari sisi keuangan, IPC telah melakukan transformasi yang sangat signifikan, dengan menerapkan untuk seluruh transaksi di pelabuhan berbasis elektronik atau Cashless Payment System. Jadi tidak akan ditemukan lagi pembayaran secara tunai dan pola yang telah IPC lakukan ini tentunya akan berdampak pada peningkatan kualitas pelayanan kepada pelanggan yaitu menjadi lebih cepat, lebih terdata, lebih transparan, dan lebih akurat kedepannya. Selain itu, IPC terus mengembangkan Invoice & Billing System dengan sistem online untuk memanjakan pelanggannya. Selain hal di atas, apalagi produk-produk Digital yang dikembangkan oleh IPC diantaranya Customer Data Management, Customer Relation Management, KPI Dashboard, Procurement, Financial Dashboard, Business Analytic & Human Resources Information System.
Dengan inovasi pengembangan Digitalisasi Pelabuhan yang telah dilakukan IPC di atas, dapat terlihat kesiapan IPC untuk menjadi bagian Ekosistem Maritim yang bukan hanya ditingkat nasional namun sudah dapat bersaing ditingkat internasional.
Ekosistem Maritim
Jika mengacu pada arti ekosistem di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ekosistem merupakan keanekaragaman suatu komunitas dan lingkungannya yang berfungsi sebagai suatu satuan ekologi dalam alam. Sedangkan di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata Maritim berkenaan dengan laut; berhubungan dengan pelayaran dan perdagangan di laut. Dapat disimpulkan arti Ekosistem Maritim adalah Keragaman suatu komunitas yang berhubungan dengan pelayaran dan perdagangan di laut.
Membahas makna Ekosistem Maritim di atas, maka kita diingatkan dengan istilah Trilogi Maritim (‘Integrated Port Network’) dimana konsep pelabuhan yang terintegrasi dengan kawasan industri, didukung oleh jaringan pelayaran, dan pelabuhan yang terstandardisasi di Indonesia. Trilogi ini merupakan prinsip yang dipegang erat oleh IPC yang didalamnya terkait dengan perkapalan, pelabuhan, serta industri pengguna jasa pelabuhan dan kapal.
Beberapa stakeholder yang ada di dalam Ekosistem Maritim yaitu Bea Cukai, Karantina, Perdagangan, Perindustrian, dan Bank. Selain itu, termasuk didalamnya yaitu Cargo Owner, Freight Forwading (FF), Trucking dan Warehousing.
i-Hub
Demi menjawab tantangan IPC menjadi Ekosistem Maritim Berkelas Dunia, terobosan yang di lakukan oleh IPC salah satunya mengembangkan platform logistic yang di beri nama i-Hub. I-Hub ini merupakan produk IPC yang siap bersanding dengan produk platform logistic yang ada seperti LOGOL, Lontar, ClickCargo, iTruck, DigiCo, dan INSW.
i-Hub ini merupakan single platform untuk seluruh layanan yang diberikan IPC kepada pelanggannya, dimana idenya adalah customer dapat melakukan transaksi dengan mudahnya dengan menggunakan smartphone tanpa harus datang ke Pelabuhan, hal ini terinspirasi oleh layanan pemesanan hotel, pemesanan tiket pesawat dan lainnya secara online/daring lewat smartphone, yang semuanya sangat memudahkan dan memanjakan pelangan.
Di dalam i-Hub itu sendiri, berisi layanan container dan cargo owner, trucking, pelayaran dan depo, layanan non container dan lainnya. Sebagai contoh, container services bisa dilakukan dengan platform i-Hub ini mulai dari registrasi, pemesanan, pembayaran serta cargo tracking secara online.
Diharapkan single platform i-Hub ini dapat segera di implementasikan sehingga konektivitas semua Ekosistem Maritim yang ada dapat segera diwujudkan sehingga efisiensi biaya logistik seperti yang dicanangkan pemerintah melalui Trilogi Maritim dapat terwujud.
National Logistic Ecosystem (NLE)
Demi meningkatkan perekonomian nasional melalui logistik dan untuk memangkas biaya serta hambatan birokrasi dalam hal perijinan logistik serta cita-cita agar dapat bersaing dengan dunia internasional dapat terwujud, maka Pemerintah RI melalui inisiasi Kementerian Keuangan RI membentuk National Logistic Ecosystem disingkat NLE.
NLE merupakan suatu ekosistem logistik yang menyelaraskan arus lalu lintas barang dan dokumen internasional sejak kedatangan sarana pengangkut hingga barang tiba di gudang. Dalam kaitannya dengan IPC yang ingin menjadi Ekosistem Maritim berkelas dunia maka IPC turut bergabung ke dalam sistem NLE ini.
Dimana sistem i-Hub yang telah dikembangkan IPC akan terkoneksi dengan platform NLE nantinya. Dengan demikian, sistem dapat tetap berjalan masing- masing, namun tetap dapat saling terhubung satu dengan lainnya.
Kolaborasi antara Pemerintah dan IPC dalam NLE ini, yaitu menghubungkan antara NLE & i-Hub diprediksi makin meningkatkan daya saing logistik Indonesia di tingkat internasional, yang merupakan keuntungan bagi Pemerintah dan IPC secara khusus dan bagi bangsa dan negara secara umum.
Kesimpulan
Dengan inovasi yang telah dilakukan oleh IPC terkait dengan Digitalisasi Pelabuhan serta pengembangan platform logistic seperti i-Hub, yang nantinya akan terkoneksi dengan National Logistic Ecosystem (NLE) maka IPC siap menjadi Ekosistem Maritim Berkelas Dunia yang akan terus menyongsong prinsip Trilogi Maritim yang bertujuan menurunkan biaya logistik nasional agar perekonomian Indonesia dapat tumbuh sesuai harapan dan target yang telah dicanangkan pemerintah serta logistik Indonesia dapat bersaing di tingkat internasional. Serta tujuan akhir yang tak kalah pentingnya dari pengembangan sistem yang dilakukan oleh IPC ini adalah meningkatkan kinerja sistem logistik, memperbaiki iklim investasi, dan meningkatkan daya saing ekonomi bagi Indonesia kedepannya.
Bangga menjadi Insan IPC. Bravo IPC!
Safuan
NIK : K970060
Corporate Secretary KSO Terminal Petikemas Koja
safuan@tpkkoja.co.id
Leave a Reply